Minggu, 20 November 2016

Puisi "Sepotong Hati Yang Kujahit Sendiri"

Sepotong Hati Yang Kujahit Sendiri

karya : Tinta Mutiara Nissa

Indah sekali
Sarapan pagi dengan sepotong hati
Yang kujahit sendiri

Air mata jadi garamnya, Ah asin nyatanya
Tambahan taburan luka, Ah makin lengkap saja
Nikmat, Melekat
Cuih, Sudah berkarat

Gonggong anjing membuat bising
"kasihan dia, berusaha amnesia"
Tirai besi mengumpat lagi
"dasar narapidana! sudah sedekade dia disana!
kasusnya mutilasi, Jiwanya sendiri"

Aku mengernyit
Kemudian tertawa sedikit
Kulanjutkan menjahit
Sepotong hati
Untuk lauk malam ini

Puisi "Pemanggul Hati Manusia"

Pemanggul Hati Manusia

karya : Tinta Mutiara Nissa


Ulurkan secerca matahari dipelupuk
Agar tak buta, Aku
Ketika detik tak berkeringat berlari
Mengancam aku dan putarannya yang sebentar lagi berhenti

Tak seujung kuku, Nak
Diujung harapku
Tanganmu diatas tanganku

Mustahil!
Tangannya terlelap dikantong celana
Hatinya terbungkus kulit nangka

Air mata tercurah pada Sang Pencipta
Tak kujual pada manusia
Meski terkadang ku minta
Tolong ketuk hati mereka
Pada tubuh yang renta
Pada kaki yang telanjang
Pada kulit yang legam
Aku, Pemanggul hat manusia

Sabtu, 29 Oktober 2016

Cerpen pembangkit semangat



Dunia, Aku bisa!
Karya: Tinta Mutiara Nissa

            Dedaunan mulai kering, tak ada genangan air terlihat, begitu juga jiwaku yang gelisah dan suasana hati yang memburuk ditambah pembuangan sampah yang menjadi pemandangan kelasku ini, aromanya sungguh menggoda hidung.

            “Sial! Kenapa aku harus lulus tes itu lagi! Aku sungguh tak habis pikir, bagaimana aku bisa melanjutkannya sementara aku benar-benar tidak minat. Ini semua memang gara-gara Rara!”

            Aku putuskan untuk menemui Rara dikelasnya. Suasana yang berbanding terbalik dengan lingkungan kelasku. Pemandangan taman sekolah yang sungguh indah dihiasi kupu-kupu yang berterbangan disekelilingnya, seketika aku benar-benar ingin jadi anak ipa.

            “Rara sedang rapat osis Vi, mau titip pesan apa? Nanti biar aku sampaikan.” Ucap teman sebangku Rara ketika aku sedang kebingungan mencari batang hidung Rara yang tak kunjung ku temukan.

            “Oh… Ngga usah Nik, nanti aku ke kos-kosannya aja seperti biasa, lagian ga ada yang penting juga sih hehe.” Jawabku mengakhiri percakapan.
***
            “Wahh Fivi, ayo masuk sinih.” Suara Rara dari balik pintu kos-kosannya.

“Rara aku ga terima! Ini semua gara-gara kamu! Kan aku udah bilang hari itu ga mau ikutan tes kaya gituan, tapi kamu malah narik tangan aku. Itu namanya pemaksaan! Tuh kan sekarang jadi gini, besok ada tes lagi dan aku harus berhubungan sama tongkat itu lagiii…” Aku mulai cemberut. 

“Ya itung-itung kamu jadi partner temen lamamu  ini buat ikutan tes kan hahaha… eh tapi kamu juga hebat loh Vi, udah ikut tes tiga kali lulus terus, dari berpuluh-puluh orang sekarang tersisa empat orang dan dua diantaranya itu kita, kalo aku liat kamu itu berbakat sebenernya loh.”

“Ya kalo kamu sih pantes jadi kandidat secara kamu osis udah gitu anak ipa, nah aku?? Berbakat dari hongkong.”

“Udahlah Vi, jangan suka merendah gitu, pokoknya tetep semangat ya.”

***
            Energiku tadi terkuras habis karena nervous, keringatku bercucuran, rasanya seperti sedang berada dalam film horror saja, tatapan bapak ibu guru yang mengujiku tadi benar-benar lebih horror dari serial dunia lain di tv. Untung saja semua sudah berlalu.

            Berjalan ke kelas memang melelahkan, kelas paling pojok dan juga jorok, ah sudahlah. Tapi ada yang aneh, ada sekumpulan anak sedang semangat berdesak-desakan didepan papan informasi itu, karena penasaran aku pun ikut berlayar dilautan manusia yang bau burket ini.

“Eh liat… dia Fivi Ainun dari kelas bahasa, salah satu yang terpilih jadi Mayoret di SMA kita loh hahaha.” Ucap seseorang disebelahku.

“Kok dekil banget sih, anak buangan dari kelas bahasa yah… kasiaan. Yang kaya gini mau jadi mayoret SMA kita? Malu-maluin aja deh” Ucap seseorang yang lain.

“Loh dia itu kan anak dari janda yang jadi penari ronggeng itu kan, jangan heran teman-teman dia itu biasa megat-megot jadinya dipilih jadi Mayoret biar bisa menarik perhatian, ya kaya ibunya yang suka menarik perhatian laki-laki yang sudah beristri, kabarnya juga ibunya itu jadi wanita simpanan gitu. Kamu ga punya malu yah atau ga punya kaca!” Ucap Sarah, dia kakak kelasku dan juga tetanggaku. Dia sudah lama menyimpan dendam padaku entah karena apa, aku juga tak tahu. 

“Hahahaha.” Secara serempak gerombolan anak-anak itu menertawaiku dengan sinis.

            Aku memilih berjalan meninggalkan tempat itu, tak ku dengarkan omongan mereka karena aku sudah cukup biasa untuk mendengarkan cemooh semacam itu, aku menyayangi ibuku, itulah yang terpenting. Dia tak pernah mengeluh meski membesarkanku sendirian, dan pekerjaannya itu, orang lain tak pernah benar-benar paham namun selalu menghina, sifat manusia.

***
            Sudah tiga minggu, aku sungguh bekerja keras untuk festival yang hanya tinggal seminggu lagi, untung saja Rara juga lulus dalam tes itu dan kami berdua akhirnya bersama lagi. Karena hanya kami berdua maka kami sungguh sangat bekerja keras untuk memimpin barisan marching band sekolah kami yang sudah terkenal, ya SMA 2 Wangon memang terkenal dengan marching band nya. Kami harus menghafalkan 10 lagu dengan notnya untuk pianika, belira, senar drum, dan bass, kecerdasan kami sangat diuji dalam hal ini. Jika ada orang yang berkata bahwa mayoret hanya bisa pasang muka, maka aku akan menyumpal mulutnya dengan lembaran not-not ini.

***
            Aku insomnia malam ini, sudah pukul 10 malam tapi mataku tak mau membiarkan tubuhku beristirahat, mungkin karena aku sedang sangat gelisah. Waktu hanya tersisa dua hari lagi sebelum hari festival tiba, tapi… aku belum juga menemukan baju mayoret untuk kupakai. Kemarin aku sudah berkeliling bersama Rara untuk mencari tempat penyewaan baju mayoret dan aku sangat terkejut dengan harga sewanya, Rp.500.000 hanya untuk sebuah baju yang ku pakai sekali. Rara jelas sudah tak gelisah lagi karena dia sudah menyewa salah satu baju mayoret itu kemarin, dengan mudahnya ia mengeluarkan uang sebanyak itu, ah dia kan memang anak orang kaya. 

            Tak kurasa waktu sudah menunjukan pukul 11 malam, aku pun baru menyadari ternyata Ibu belum pulang sudah selarut ini, biasanya Ibu pulang paling lambat pukul 10, apa tempat Ibu manggung untuk menari itu jauh yah sampai membutuhkan waktu lama untuk pulang? Tapi kenapa belakangan ini Ibu sering pulang larut malam? kenapa aku tiba-tiba memikirkan perkataan Sarah waktu itu, dia bilang Ibu itu wanita simpanan? Penggoda laki-laki yang sudah beristri? Kenapa aku mulai curiga pada Ibu? Apa yang dibilang Sarah itu benar? 

“Brum..Brum...” Suara motor terdengar. 

Itu pasti Ibu, kulihat dari jendela kamarku, Ibu diantar oleh seorang laki-laki. Kecurigaanku semakin memuncak. Dia juga membawa plastik besar yang dibungkus rapih, apa itu hadiah? Kepalaku dipenuhi banyak tanda tanya.

“Kreeeek.” Suara pintu terbuka.

            Daripada aku menjadi anak yang berdosa karena mencurigai Ibuku sendiri, aku memilih bertanya langsung saja padanya. Ku besarkan keberanianku. Aku keluar dari kamar dan mendekatinya. Ku lihat Ibu sedang tersenyum-senyum sendiri, senyum tipisnya mengeluarkan aroma kebahagian yang dalam. 

“Eh Fivi kenapa belum tidur Nak, udah malem loh, nanti kesiangan”

“Emm, aku sebenarnya mau tanya sama Ibu, tapi ibu jangan marah ya, tadi itu yang mengantar Ibu siapa? Kenapa ibu sering pulang larut malam belakangan ini?

“Tadi itu teman Ibu Nak…” Sembari mengelus rambutku, namun belum selasai Ia bicara, aku memotongnya karena sudah tak tahan lagi.

“Bu temanku bilang bahwa Ibu itu suka menggoda laki-laki yang sudah beristri dan jadi wanita simpanan, apa itu benar? Siapa laki-laki yang mengantar Ibu tiap malam itu? Lalu apa isi plastik yang ibu gengam itu? Kenapa Ibu senyum-senyum sendiri? Bu jawab dengan jujur aku mohon.” Ku tahan air mata yang ingin menetes ini.

“Ibu paham dengan perasaanmu Nak, tapi apa kau lebih mempercayai temanmu itu dibanding Ibu?” Aku menggeleng. 

“Ibu memang penari ronggeng namun pekerjaan ini Ibu lakukan karena ingin melestarikan budaya dan meneruskan perjuaangan Nenekmu dulu, Ibu selalu pulang malam karena Ibu ada pekerjaan tambahan yaitu merias penari lain untuk mendapatkan uang lebih, lalu uangnya Ibu gunakan untuk menjaitkan baju mayoret untukmu. Ini bukalah plastiknya, isinya baju mayoretmu, Ibu sangat bahagia karena mampu memberikanmu baju ini, maafkan Ibu jika bajunya tak kamu sukai, dan maafkan Ibu juga karena sering pulang larut malam ya Nak.” Aku menangis deras dan Ibu mengelapnya lalu memelukku dalam-dalam dan kurasakan bahuku basah, Ibu juga menangis.

Aku telah salah menilai Ibu, mengapa bisa aku mempercayai omongan Sarah dibanding Ibu yang telah melahirkanku dan susah payah kerja banting tulang untuk membesarkanku sendirian karena Ayah telah meninggal. Jelas Ibu masih sangat setia pada Ayah. Bodohnya aku mencurigai wanita yang paling ku sayangi ini.
***
            Waktunya telah tiba, setelah dirias Ibu, aku menuju ke sekolah untuk acara festival, aku sudah siap hari ini untuk menampilkan yang terbaik. 

            “Fivi tolong bekerja keraslah karena kau akan memimpin marching ini sendirian.” Ucap Pak Robi, pelatih marching sekolahku.

“Sendiri Pak? Loh Rara mana?” Aku terkejut.

“Bapak juga baru dikabari, Rara mengalami kecelakaan tadi malam ketika mengendarai motornya, Ia tergelincir di jalan yang licin karena semalam hujan deras. Keadaannya tak parah namun kakinya kesleo, tak mungkin memimpin barisan dan berjalan  mengelilingi kota.” Jelas Pak Robi.

            Aku memang terkejut namun mau tak mau aku harus melakukannya, menghadapinya, menikmatinnya. Kupimpin barisan panjang ini sendirian. Ku lempar tongkatku dan menangkapnya sigap.
            “One… Two… One two three!”

***
            Ku hela napas, Ibu membasuh keringat dipipiku. Semuanya sudah ku lewati dan aku melakukannya dengan sempurna tanpa cacat seperti saat latihan.
            Satu jam lagi akan diumumkan juaranya. Aku dan barisan marching masih menikmati udara dialun-alun Wangon ini, banyak juga marching dari sekolah lain. Alun-alun penuh dengan orang-orang dan penjual makanan, kami sangat menikmati segalanya hingga tanpa sadar satu jam telah berlalu dengan cepat. Para juri sudah bersiap memegang mike diatas panggung.

            Setelah salam pembuka dari salah satu Juri, kini saatnya pengumuman dan hatiku berdebar sangat kencang.

“Baiklah semuanya, apakah kalian ingin tahu siapa juara 1,2 dan 3 nya?” Semuanya serentak menjawab “Ya.”

“Dan saya akan membacakan mulai dari juara 3, yaitu… SMK Muhammadiyah Wangon. Selamat untuk kalian.”

“Kemudian, juara 2, yaitu…. SMA… SMA 1 Wangon… selamat untuk kalian.”
“Yang terakhir, juara 1 yaitu yang paling terbaik adalah… SMA… SMA 2 Wangon… Selamat untuk kaliaaan.”

Aku tak kuasa menahan tangis, aku seorang anak yatim dan anak buangan dari kelas bahasa, dekil dan selalu dihina ini mampu membawa SMA ku menjadi juara, mampu memimpin barisan sendirian dan menjadi pemenang. Ku peluk Ibu dan segera menelpon Rara untuk mengabarkannya, ini semua juga berkat dirinya. Kepada Tuhan ku ucapkan syukur dan kepada dunia ku ucapkan bahwa… “Dunia, Aku bisa!”

SEMOGA BERMANFAAT!

Senin, 03 Oktober 2016

LIRIK LAGU "KARENA KU SANGGUP" AGNES MONICA

Karena Ku Sanggup

Biarlah ku sentuhmu
Berikanku rasa itu
Pelukmu yang dulu
Pernah buatku

Ku tak bisa paksamu
'tuk tinggal disisiku
Walau kau yang selalu sakiti
Aku dengan perbuatanmu
Namun sudah kau pergilah
Jangan kau sesali

[Reff:]
Karena ku sanggup walau ku tak mau
Berdiri sendiri tanpamu
Ku mau kau tak usah ragu

Tinggalkan aku
Huuu.. kalau memang harus begitu

Tak yakin ku kan mampu
Hapus rasa sakitku
Ku 'kan selalu perjuangkan cinta kita
Namun apa salahku
Hingga ku tak layak dapatkan kesungguhanmu


[Reff:]
Karena ku sanggup walau ku tak mau
Berdiri sendiri tanpamu
Ku mau kau tak usah ragu

Tinggalkan aku
Huuu.. kalau memang harus begitu

Tak perlu kau buatku mengerti
Tersenyumlah karena ku sanggup
 
SEMOGA BERMANFAAT!

Minggu, 25 September 2016

Puisi "Untukmu"

Untukmu
Karya: Tinta mutiara nissa.


Untukmu,
Ada kalanya bosan
Dan aku benci menjadi usang
Karena masa akan berubah
Begitu pula dengan tokoh dan ceritanya

Untukmu,
Aku pahami, tak ada yang abadi
Seperti kisah matahari yang tenggelam di sore hari
Tugasku sebagai matahari hanya untuk menyinari
Namun jika kau berpikir sinar bulan lebih indah dalam kegelapan
Aku rela ditenggelamkan lagi,lagi dan lagi
Namun ingatlah yang satu ini,
Ketika hujan memberimu badai kepedihan
Matahari selalu memberimu kehangatan
Meski selalu kau tinggalkan ketika kau tlah bosan

Untukmu,
Diam mu, menyiksaku
Ucap mu, menyakitiku

Teruntuk kamu,
Hentikan jika hanya sisa sisa keterpaksaan.


Story telling time!

Folktale Golden Snail

Once upon a time, there was a beautiful Princess "Dewi Galuh Chandra Kirana" from the Kingdom of Daha.
When she grew older she met Prince "Inu Kertapati" from the Kingdom of Kahuripan and they fell in love. Much to the happiness of everyone and with the support of the Kings from both Kingdoms, they became engaged.

The people of both Kingdoms celebrated the good news of the engagement and every one was happy, except one. The jealous Lady Galuh Ajeng. she did not enjoy the news as she wanted to become the wife of the Prince. She said to herself  "I need to find a way to separate the Prince and the Princess before they get married". Desperate as she was and willing to do everything to avoid a marriage, Lady Galuh Ajeng went to an evil Witch and asked the Witch to put a spell on Princess Dewi Galuh Chandra Kirana. "Your request, Lady Galuh Ajeng, will be fulfiled . I'll put a spell on the Princess", said the bad Witch. "That's good news. After the Princess is cursed, the Prince will marry me!", exclaimed Lady Galuh Ajeng with joy and laughter.

Under Lady Galuh Ajeng's influence, the King of Daha started to despise the Princess.
"Get out of this palace, you are not worth to be my daughter anymore. You will not marry Prince Inu Kertapati!", screamed the King in anger to Princess Dewi Galuh Chandra Kirana. So it was, the King told his own daughter to leave the Kingdom.

She wandered through forests and walked through the fields. Until one day she found herself all alone on a deserted beach. " Dear God, what will happen to me. What will I become?", cried the Princess in tears as she fell on her knees. It was at that moment, that the spell of the bad Witch fell on her and the Princess turned into a Golden Snail. A large wave came and dragged the Golden Snail into the sea.

Finally, after days, the Golden Snail washed ashore on a beach nearby the village of Dadapan. There an old lady from the village of Dadapan saw the Golden Snail on the white sandy beach. "What a beautiful snail you are", said the old lady. "Come with me, I will take well care of you", and she took the Golden Snail to her humble home near the beach. As soon as she arrived home, the old lady placed the Golden Snail in a pot with fresh clean water. "Stay here, beautiful snail" she said with a large smile on her old and wrinkled face, and then as usual she went to the beach to catch fish. 

The old lady had no luck that day and went home with empty hands and a rumbling stomach. However, when she came home she was surprised to find her table laid with delicious and tasty food.
The following day, when she came back from the beach, she saw smoke coming out of her house and wondered "What is going on in my house?". The old lady took a peek into the house and there she saw a young lady cooking in her kitchen. "Who is she?", asked the old lady to herself, and then rushed in to ask the young lady. Princess 
Dewi Galuh Chandra Kirana told her story about the curse and how she turned into a Golden Snail. "Jealousy is indeed a terrible thing and can cause other people to suffer" said the old lady, feeling sad to hear the Princess' story. The old lady prayed  "Dear God, please listen to my humble pray, take the curse off the Princess".

Meanwhile, the news of the missing of Princess Dewi Galuh Chandra Kirana came to the ears of Prince Inu Kertapati. The Prince felt unhappy and immediately went of to search his beloved Princess.

Months passed by and the Prince roamed the country and roved the seas and one day he came to the village of Dadapan,he went to a hut. His stock of food and water had run out. He intended to ask some water. When he was in front of the opened door, he was shocked. He was a familiar girl who was cooking.   "Oh, I couldn't believe. Chandra Kirana ?"
Chandra Kirana turned her head.
 "Oh My God, you are Prince Inu Kertapati !" she shouted.
 "Chandra Kirana, why are you here ?"
 The witch's curse soon disappeared because Chandra Kirana had met Inu Kertapati.
  
At the same time, the old woman when home from fishing. Chandra Kirana introduced Inu Kertapati to the old woman. Finally, Inu Kertapati brought  Chandra Kirana and the old woman to his palace. Chandra Kirana also went back to Daha to tell her father about her hardship.
"Galuh Ajeng has been envious because I want to be Inu Kertapati's wife. Even she asked the witch to curse me. However, the curse was gone as I met Inu Kertapati at Dadapan."
King Kertamata was shocked after hearing Chandra Kirana's story.
 "Oh, forgive me my beloved daugher. I promise I will punish Galuh Ajeng."

Galuh Ajeng was afraid of her father's punishment. She decided to run away from the palace. Nonettheless, when she was in a forest, she got a bad luck. She stumbled on a ston and feel the vailey. After ail, she died in suffering.


Inu Kertapati  married Chandra Kirana. The people also asked the old woman to live in the palace. They lived happily ever after.

Senin, 19 September 2016

Cerita Alladin and The Magic Lamp dengan terjemahannya

Alladin and The Magic Lamp

Sebenarnya ini adalah naskah yang saya gunakan untuk lomba story telling beberapa bulan yang lalu, maka sebagai seorang story teller saya akan mempost beberapa naskah cerita agar bisa bermanfaat untuk kalian yang membutuhkannya hehe. langsung saja inilah naskahnya check it out!


Alladin and The Magic Lamp

Once upon a time, there lived a handsome boy in Baghdad. The name was Aladdin. He was a clever boy, but he did not like to work.

One day Aladin’s mother sent him to the market place to look for a job. In the market he met a magician. The magician asked him to work together with him. If Aladdin could do, he would get a lot of gold coins and jewellery. The magician asked Aladdin to go inside the cave and find a magical lamp there. So Aladdin went into the cave. Inside the cave, Aladdin was surprised by what he saw. Every corner was full of gold and treasures. A few minutes later, he found the lamp and quickly returned to the entrance of the cave.

But,Aladdin did not trust the magician and The magician became very angry. When Aladdin was walking to the entrance, the magician pushed a huge rock over the entrance of the cave and left Aladdin and the lamp behind. Aladdin tried to move the rock all by himself, but it was too big and heavy. And Suddenly, he remembered the magic ring. He rubbed it with the palm of his hand. To his surprise, a genie appeared before him and in a powerful voice said, “Master, I am the Genie of the ring. How can I help you?”
Aladdin was frightened, but he soon found the courage to ask, “Could you please send me back to my house?” In no time at all Aladdin was back home.

When he was in his home,Aladdin took out the lamp. He wondered what would happen if he rubbed it. As Aladdin was rubbing it, the genie stood before him. The genie of the lamp said, “Master, your wish is my command.”
"Genie, I want bags full of gold and a palace" Aladdin was very excited.
"it's verry easy" said the genie. in a few seconds, Aladin was in a palace then he relized it is his palace.

One day, sultan's daughter,jasmine was passing by Aladdin’s palace. She stopped to talk to Aladdin. “Hallo alladin” said princes Jasmine, “Hai princes Jasmine” answer Alladin. and soon they became good friends. Before long, Aladdin and Jasmine fell in love each other.Aladin asked permission to marry the princces ,and Sultan gives his blessing. aladin and jasmine was very happy.

One day, the magician tried to steal the magic lamp to harm Aladin and his wife. Aladin trying to maintain the magic lamp in his hand when the magician tried to grab it, and there was a fight between aladian and the magician. Aladdin jumped for the lamp and got hold of it. As soon as he had the lamp, Aladdin rubbed it.
The genie appeared  and said, "My master, Aladdin, it is indeed good to serve you again. What is it that you wish?" "I want you to send this magician to another world so that he never harms anybody," said Aladdin. Aladdin's wish was carried out the evil magician disappeared forever.

The genie stayed with Aladdin for the rest of his life.


TERJEMAHAN


Alladin dan Lampu Ajaib.

Sekali waktu, hiduplah seorang anak laki-laki tampan di Baghdad. Namanya Aladdin. Dia adalah seorang anak yang pintar, tapi dia tidak suka bekerja.

Suatu hari ibu Aladin mengirimnya ke pasar untuk mencari pekerjaan. Di pasar ia bertemu seorang penyihir. Penyihir memintanya untuk bekerja sama dengan dia. Jika Aladdin bisa melakukan, ia akan mendapatkan banyak koin emas dan perhiasan. pesulap meminta Aladdin masuk ke dalam gua dan menemukan lampu ajaib di sana. Jadi Aladdin masuk ke gua. Di dalam gua, Aladdin terkejut dengan apa yang dilihatnya. Setiap sudut penuh emas dan harta. Beberapa menit kemudian, ia menemukan lampu dan cepat kembali ke pintu masuk gua.

Tetapi,Aladdin tidak percaya pada penyihir dan penyihir itu menjadi sangat marah. Ketika Aladdin berjalan ke pintu masuk, si penyihir mendorong sebuah batu besar di atas pintu masuk gua dan meninggalkan Aladdin dan lampu ajaib didalam. Aladdin mencoba untuk memindahkan batu dengan semua kemampuannya, tapi itu terlalu besar dan berat. Dan Tiba-tiba, ia teringat cincin ajaib. Dia mengusap dengan telapak tangannya. Yang mengejutkan, jin muncul di hadapannya dan dengan suara yang kuat berkata, "Tuan, saya Jin dari cincin itu. Bagaimana saya dapat membantu Anda? "
Aladdin ketakutan, tapi ia segera menemukan keberanian untuk bertanya, "Bisa tolong kirimkan saya kembali ke rumah saya?" Dalam waktu singkat Aladdin kembali ke rumah.

Ketika ia berada di rumahnya, Aladdin mengambil lampu. Dia bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika ia menggosoknya. Setelah Aladdin menggosok, jin berdiri di depannya. Jin lampu itu berkata, "Tuan, keinginan Anda adalah perintah saya."
"Jin,saya ingin tas yang penuh emas dan istana" Aladdin sangat bersemangat.
"Itu sangat mudah" kata jin. dalam beberapa detik, Aladin berada di istana maka ia tersadar itu adalah istananya.

Suatu hari, putri sultan, Jasmine,melewati istana Aladin. Dia berhenti untuk berbicara dengan Aladdin. "Hallo Alladin" kata putri Jasmine, "Hai putri Jasmine" jawaban Alladin. dan segera mereka menjadi teman baik. Tanpa waktu lama, Aladdin dan Jasmine saling jatuh cinta.Aladin meminta izin untuk menikah dengan putri, dan Sultan memberikan restunya. Alladin dan Jasmine sangat senang.

Suatu hari, si penyihir mencoba untuk mencuri lampu ajaib untuk menyakiti Aladin dan istrinya. Aladin berusaha mempertahankan lampu ajaib di tangannya ketika penyihir mencoba untuk merampasnya, dan ada pertarungan antara aladian dan penyihir. Aladdin melompat untuk meraih lampu ajaib dan berhasil. Begitu ia memiliki lampu, Aladdin menggosoknya.
jin muncul dan berkata, "Tuanku, Aladdin, sungguh baik untuk melayani Anda lagi. Apa yang Anda inginkan?" "Saya ingin Anda untuk mengirim penyihir ini ke dunia lain sehingga ia tidak pernah merugikan siapa pun," kata Aladdin. keinginan Aladdin dilakukan penyihir jahat menghilang selamanya.


jin tinggal dengan Aladdin selama sisa hidupnya.


Sekian cerita dari saya. Thanks for your attention. Semoga bermanfaat!