Minggu, 20 November 2016

Puisi "Sepotong Hati Yang Kujahit Sendiri"

Sepotong Hati Yang Kujahit Sendiri

karya : Tinta Mutiara Nissa

Indah sekali
Sarapan pagi dengan sepotong hati
Yang kujahit sendiri

Air mata jadi garamnya, Ah asin nyatanya
Tambahan taburan luka, Ah makin lengkap saja
Nikmat, Melekat
Cuih, Sudah berkarat

Gonggong anjing membuat bising
"kasihan dia, berusaha amnesia"
Tirai besi mengumpat lagi
"dasar narapidana! sudah sedekade dia disana!
kasusnya mutilasi, Jiwanya sendiri"

Aku mengernyit
Kemudian tertawa sedikit
Kulanjutkan menjahit
Sepotong hati
Untuk lauk malam ini

Puisi "Pemanggul Hati Manusia"

Pemanggul Hati Manusia

karya : Tinta Mutiara Nissa


Ulurkan secerca matahari dipelupuk
Agar tak buta, Aku
Ketika detik tak berkeringat berlari
Mengancam aku dan putarannya yang sebentar lagi berhenti

Tak seujung kuku, Nak
Diujung harapku
Tanganmu diatas tanganku

Mustahil!
Tangannya terlelap dikantong celana
Hatinya terbungkus kulit nangka

Air mata tercurah pada Sang Pencipta
Tak kujual pada manusia
Meski terkadang ku minta
Tolong ketuk hati mereka
Pada tubuh yang renta
Pada kaki yang telanjang
Pada kulit yang legam
Aku, Pemanggul hat manusia